1

TUGAS SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI 3

Posted by Unknown on Jumat, Desember 09, 2016
MY DREAM

Halo, nama saya ulayya nabela. Saya seorang perempuan berusia 20 tahun. Saat ini saya adalah seorang mahasiswi jurusan psikologi semester 7. Sekarang saya mau bercerita tentang impian saya yang berubah-ubah seiring berjalannya waktu. hehehe........

Dulu saat masih duduk di bangku TK, impian saya adalah menjadi seorang pramugari. Kenapa? karena saya ingin bisa terbang satu pesawat dengan paman saya yang sering mengunjungi saya saat itu. Selanjutnya, di bangku SD impian saya tetap sama tetapi saat di akhir SD saya ingin menjadi seorang artis. Saya sangat ingin bisa masuk TV hahahaha. Tentunya dengan prestasi bukan dengan sensasi. Nah, mulailah di bangku SMP impian saya juga berubah lagi, awalnya mau banget jadi pengusaha. Pengusaha batik gitu, tapi saya melihat profesi guru sangat menyenangkan. Terutama guru BK. Yap, bimbingan konseling. Saya sangat menyukai profesi ini. Ketika masuk SMA, saya menjadi bingung harus ambil jurusan apa nanti dan menjadi apa nantinya? Tapi saya tetap menginginkan menjadi seorang guru. Kalo ditanya guru apa, pada saat itu ingin  menjadi guru bahasa asing  terutama jerman atau jepang. Nah pada akhirnya setelah proses panjang saya memilih jurusan psikologi. Sampailah saya hingga saat ini, kuliah semester 7. Impian saya apa setelah ini? Saya ingin bisa menjadi guru BK dan melanjutkan S2 di bidang pendidikan. Karena impian saya adalah menjadi seorang guru, jika gelar saya lebih tinggi lagi saya ingin menjadi seorang dosen. Ini adalah impian untuk saat ini, mungkin nanti akan berubah lagi. :P

0

TUGAS 2 SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

Posted by Unknown on Selasa, November 08, 2016
CONTOH KASUS:

Jadi Korban Bullying, Gadis Cilik Penyintas Kanker Bunuh Diri

 Pada usia 3 tahun, Bethany Thompson didiagnosis menderita tumor otak. Sekecil itu, ia harus berjuang hidup dengan menjalani perawatan radiasi. Meski sejak tahun 2008 dinyatakan bebas dari kanker, pengobatan yang dijalaninya mengubah senyuman gadis cilik itu.
Senyumnya yang tak lurus, juga rambutnya yang keriting, membuatnya menjadi korban bullying.
Pada usia 11 tahun, Bethany mengaku tak tahan lagi. Hinaan dan ejekan yang diarahkan padanya sudah keterlaluan dan melukai jiwanya.
Sang ibu, Wendy Feucht, menceritakan bahwa setelah jadi korban olok-olok pada Rabu, 19 Oktober 2016, kepada sahabatnya, Bethany mengaku tak sanggup lagi. Ia berniat bunuh diri.

Hari itu juga, siswi kelas 6 asal Cable, Ohio, itu mengakhiri hidupnya.
Sebelumnya, ayah sahabatnya berupaya menghubungi ibu Bethany untuk memberitahukan rencana mengerikan itu. Namun, terlambat.
Bethany menemukan senjata yang disimpan di dalam rumahnya. Lalu dengan sekali tembakan, hidupnya berakhir. Ayah tirinya sedang tertidur kala itu.
Wendy Feucht mengatakan, Bethany mungkin mencari keberadaan senjata itu. Padahal, ia dan pasangannya berusaha menyimpannya secara rahasia dan tak pernah memberitahukan pada anak-anak mereka.

"Bagian dari diriku kini hilang. Sebuah hal berharga yang kumiliki selama 12 tahun dan kini terenggut. Tak ada apa pun yang bisa mengisi lubang itu," kata Feucht, seperti dikutip dari CNN, Selasa (1/11/2016).
"Dia adalah putriku, anak perempuanku tersayang. Hidupku berpusat pada dirinya," kata ayah kandung Bethany, Paul Thompson.
Kepolisian Champaign County Sheriff mengaku pihaknya menangani kematian tersebut sebagai kasus dugaan bunuh diri.
Keluarga dan teman-temannya mengenang mendiang sebagai sosok baik hati, penyayang, dan bersemangat. Ia suka berenang, memelihara hewan, dan mendengarkan musik.

Investigasi Pihak Sekolah

Sementara, sekolah tempat Bethany menuntut ilmu, Triad Middle School sedang menyelidiki dugaan bullying itu. Dua hari sebelum kejadian, ibu korban sudah bicara pada kepala sekolah.
"Harus ada yang berubah, ada sistem yang rusak, dan seharusnya ada sesuatu yang bisa dilakukan untuk menanganinya," kata Feucht.

Kepala Sekolah Triad School District, Chris Piper mengonfirmasi, sekolah tahu soal adanya bullying.
"Tahun ajaran lalu, pengawas distrik menginvestigasi keluhan yang diajukan siswa dan menyelesaikan dengan tepat," kata Piper. "Triad Local School District melakukan upaya pelatihan anti-pelecehan dan anti-perundungan untuk staf dan murid."

Bethany belajar di sekolah Triad hampir seumur hidupnya. Saat keluarga mempertimbangkan memindahkannya ke tempat lain, sang ibu berpendapat, akan lebih aman putrinya sekolah di tempat yang mengenalnya dan mengetahui kisahnya.
Ia mengatakan sempat menemui pembimbing konseling untuk meminta nasihat tentang cara mengatasi rendah dirinya dan mengatasi segala penghinaan yang diterima.
Meski mendapatkan dukungan dari teman-temannya, ternyata itu tak lantas menjauhkan Bethany dari bullying. Sejumlah anak laki-laki di kelasnya terus mengolok-oloknya.

Bethany dan teman-temannya sempat mendatangi pengawas sekolah. Mereka meminta izin memasang poster-poster anti-intimidasi pada hari terakhir gadis cilik itu di sekolah. Misalnya yang bertuliskan "Buddies, not bullies" (teman, bukan pengganggu). Namun, mereka tak diizinkan menggunakannya.
Pascakematian Bethany, ratusan orang menunjukkan simpati, dengan memberikan sejumlah uang untuk biaya pemakaman. Keluarga berencana untuk menggunakan sisanya untuk dana beasiswa atas nama Bethany serta untuk meningkatkan kesadaran anti-intimidasi.
Sang ibu berharap, kematian tragis putrinya bisa menjadi pengingat akan pentingnya kebaikan dan tak menoleransi bullying.
"Jika kematiannya bisa menghentikan bullying, putriku pasti akan senang," kata Feucht.


ANALISIS KASUS DAN SOLUSI

Dari uraian kasus diatas dapat disimpulkan bahwa Bethany mengalami kasus bullying yang cukup parah, karena Bethany dibully oleh teman-teman sekolahnya karena penampilan fisiknya kurang sempurna, seperti yang diketahui Bethany memiliki penyakit kanker otak, lalu setelah perawatan yang intensif, Bethany pun sembuh dari kanker, akan tetapi menyebabkan penampilan fisiknya kurang sempurna. rambutnya keriting dan senyumnya tidak lurus. Beberapa temannya yang tidak menyukai penampilannya, lalu melakukan bully terhadap Bethany, melalui hinaan demi hinaan hingga melukai perasaan Bethany.
Solusi untuk kasus diatas adalah perlu adanya komunikasi dua arah antara orang tua dan guru sekolah. Pihak orang tua sebaiknya memberitahu bagaimana keadaan anaknya dan pihak sekolah seperti guru harus bisa menerima kekurangan Bethany dan selalu mendukung Bethany bahwa, kekurangan fisik bukanlah halangan untuk bisa melanjutkan pendidikan. Seperti yang diketahui bahwa guru merupakan orang tua disekolah, guru harus bisa melindungi dan mengayomi anak-anak muridnya. Guru seharusnya bisa memberikan pencegahan terhadap kasus bullyingBullying bisa dicegah juga  melalui teknologi internet dengan berbagi pengalaman lewat media social, nantinya akan banyak orang yang membaca cerita kasus bullying sehingga pihak orang tua bisa waspada akan anaknya untuk dibully serta menjadi bahan pembalajaran guru bagaimana melindungi anak dari kasus bullying.

1

SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

Posted by Unknown on Sabtu, Oktober 08, 2016

A. Pengertian Sistem

Sistem adalah kumpulan orang yang saling bekerja sama dengan ketentuan-ketentuan aturan yang sistematis dan terstruktur untuk membentuk satu kesatuan melaksanakan suatu fungsi untuk mencapai tujuan.

B. Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang diolah menjadi lebih berguna dan berarti bagi penerimanya dan untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan mengenai suatu keadaan.

Sistem Informasi adalah kumpulan sistem yang menyediakan informasi untuk manajemen pengambilan keputusan atau kebijakan dan menjalankan operasional dari kombinasi orang -orang, teknologi informasi dan prosedur-prosedur yang terorganisasi.

C. Pengertian  Psikologi

Psikologi berasal dari bahasa Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang berarti "jiwa" dan logos yang berarti "ilmu" yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jiwa.

Definisi Psikologi Menurut Para Ahli :


1. Menurut Plato & Aristoteles
Psikologi adaIah ilmu yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.

2. Menurut Watson (1919)
Psikologi adalah bagian dari ilmu yang menekankan perilaku, perbuatan, dan ucapan manusia, baik yang dipelajari ataupun yang tidak dipelajari sebagai pokok masalah.

3. Menurut Chaplin (1972)
Psikologi adaIah iImu pengetahuan yang membahas tentang perilaku manusia dan hewan.

Psikologi adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku atau tingkah laku makhluk hidup, baik selaku individu maupun kelompok dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah laku tersebut bisa berupa tingkah laku yang tampak dan tidak tampak, serta yang disadari dan yang tidak disadari.

Komponen Sistem Informasi (SI)
komponen-komponen dari sistem informasi adalah sebagai berikut... 
1. Komponen input adalah data yang masuk ke dalam sistem informasi 
2. Komponen model adalah kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang memproses data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah di tentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output adalah hasil informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. 
4. Komponen teknologi adalah alat dalam sistem informasi, teknologi digunakan dalam menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan output dan memantau pengendalian sistem. 
5. Komponen basis data adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang tersimpan di dalam komputer dengan menggunakan software database.

6. Komponen kontrol adalah komponen yang mengendalikan gangguan terhadap sistem informasi.

Sistem Informasi Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara ilmu psikologi dengan sistem informasi dimana di dalamnya terdapat kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu dari data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan mempunyai nilai yang nyata dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan dalam kaitannya dengan penggunaan komputer dan aplikasinya dalam bidang psikologi. Salah satu contoh dari sistem informasi psikologi berbasis komputer adalah software-software untuk bidang psikologi seperti situs theinkblot.com yang menyediakan penyajian tes roschach secara online.

SUMBER :
http://www.artikelsiana.com/2015/09/pengertian-sistem-informasi-ciri-fungsi.html#
http://www.biropsikologi.com/definisi-psikologi/
https://adeirmasuryani.wordpress.com/2012/10/01/sistem-informasi-psikologi/

0

TUGAS IV PSIKOTERAPI

Posted by Unknown on Senin, Juni 20, 2016
Review Psikoterapi

1. TERAPI PSIKOANALISA

Terapi psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Terapi ini berpusat pada alam bawah sadar manusia, Sigmund Freud mengatakan bahwa gejala neurotic pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal yang traumatic dari pengalaman seksual pada masa kecil. Selain itu, Freud juga mengatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh kekuatan irasional yang tidak disadari dari dorongan biologis dan dorongan naluri psikoseksual tertentu pada masa lima tahun pertama dalam kehidupannya.

Tujuan dari terapi psikoanalisa adalah menggali pengalaman masa lalu klien melalui alam bawah sadarnya untuk mengungkap dan membentuk kembali struktur karakter klien. Ada beberapa metode psikoanalisa yaitu : asosiasi bebas, analisis transferensi, analisis mimpi, analisis resistensi dan interpretasi atau penafsiran.


Kekurangan Terapi Psikoanalisis:
  • Diperlukan terapis yang benar-benar menguasai dan terlatih dalam melakukan terapi.
  • Tidak semua kenangan masa lalu bisa atau sebaikanya dibawa ke alam sadar.
  • Waktu yang dibutuhkan dalam terapi cukup panjang dan memakan biaya yang tidak sedikit serta membuat klien menjadi jenuh dalam menjalani proses terapi.
  • Penanganan ini tidak efektif untuk psikosis atau penyakit menetap dibanding dengan maslaah-masalah yang terkait dengan fobia, histeria dan obsesi.

Kelebihan Terapi Psikoanalisis:
  • Klien dapat mengetahui dan mengenai masalah apa yang sebenarnya tidak disadarinya.
  • Terapis dapat mengungkap masa lalu klien lebih dalam dan menyeluruh dibanding dengan terapi lainnya.
  • Mereka bisa menggunakkan energi psikis untuk melakukan fungsi ego dan berhasil mengembangkan ego yang mencakup pengalaman yang dulunya di represi.
  • Ketika penanganan analitis berhasil maka pasien tak lagi menderita gejala-gejala yang membuatnya terhambat.
 2. TERAPI HUMANISTIK EKSISTENSIALIS

Terapi eksistensial humanistik merupakan terapi yang dilakukan dengan pendekatan berdasarkan pada pemahaman filosofis tentang menjadi manusia yang utuh, apa makna menjadi manusia, dan apa makna keberadaannya. Terapi ini berakar pada filsafat eksistensial.

Tujuan dari terapi eksistensial humanistik, yaitu:
  • Membantu individu menemukan nilai, makna, dan tujuan hidup manusia sendiri.
  • Menyajikan kondisi-kondisi untuk memaksimalkan kesadaran diri dan pertumbuhan.
  • Menghapus penghambat-penghambat aktualisasi potensi pribadi.
  • Membantu klien menemukan dan menggunakan kebebasan memilih dan bertanggung jawab atas arah kehidupan sendiri.
  • Agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak berdasarkan kemampuannya. Terdapat tiga karakteristik dari keberadaan otentik: (1) menyadari sepenuhnya keadaan sekarang, (2) memilih bagaimana hidup pada saat sekarang, dan (3) memikul tanggung jawab untuk memilih.
 Kelebihan Terapi Humanistik - Eksistensial :
1. Teknik ini dapat digunakan bagi klien yang mengalami kekurangan dalam perkembangan kepercayaan diri 
2. Adanya kebebasan klien untuk mengambil keputusan sendiri
3. Memanusiakan manusia 
Kekurangan Terapi Humanistik - Eksistensial : 
1. Dalam metodologi, bahasa dan konsepnya yang mistikal
2. Dalam pelaksanaannya tidak memiliki teknik yang tegas
3. Terlalu percaya pada kemampuan klien dalam mengatasi masalahnya (keputusan ditentukan oleh klien sendiri)
4. Memakan waktu lama


3.CLIENT-CENTERED THERAPHY

Client centered therapy merupakan salah satu terapi yang difokuskan pada pertanggungjawaban dan kapasitas klien untuk menemukan cara agar bisa menghadapi realitas, pada pribadi klien bukan pada problema yang dikemukakan oleh klien. Sasaran dari terapi ini bukan hanya sekedar menyelesaikan problema, tetapi membantu klien dalam proses pertumbuhannya, sehingga dia akan bisa lebih baik menangani problemanya di masa sekarang dan masa depan.

Tujuan-tujuan dasar terapi Client-Centered, antara lain sebagai berikut 

      1. Keterbukaan pada Pengalaman
Keterbukaan pada pengalaman menyiratkan menjadi lebih sadar terhadap kenyataan sebagaimana kenyataan itu hadir di luar dirinya.
      2. Kepercayaan pada Organisme Sendiri
   Dengan meningkatkannya keterbukaan klien terhadap pengalaman-pengalamannya sendiri, kepercayaan kilen kepada dirinya sendiri pun mulai timbul. 
           3. Tempat Evaluasi Internal
Tempat evaluasi internal ini berkaitan dengan kepercayaan diri, yang berarti lebih banyak mencari jawaban-jawaban pada diri sendiri bagi masalah-masalah keberadaannya.
      4. Kesediaan untuk menjadi Satu Proses
Konsep tentang diri dalam proses pemenjadian merupakan lawan dari konsep diri sebagai produk. Walaupun klien boleh jadi menjalani terapi untuk mencari sejenis formula guna membangun keadaan berhasil dan berbahagia, tapi mereka menjadi sadar bahwa pertumbuhan adalah suatu proses yang berkesinambungan. Para klien dalam terapi berada dalam proses pengujian persepsi-persepsi dan kepercayaan-kepercayaannya serta membuka diri bagi pengalaman-pengalaman baru.
Kekurangan dari terapi client centered adalah sebagai berikut;
  • Terapi berpusat pada klien dianggap terlalu sederhana dan dalam tujuannya, dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit untuk menilai individu
  • Tidak cukup sistematik dan lengkap terutama yang berkaitan dengan klien yang kecil tanggungjawabnya, serta minim teknik untuk membantu klien memecahkan masalahnya
  • Sulit bagi terapis untuk bersifat netral dalam situasi hubungan interpersonal
  • Terapi  menjadi tidak efektif ketika konselor terlalu non-direktif dan pasif. Mendengarkan dan bercerita saja tidaklah cukup, orang bisa memiliki kesan bahwa terapi ini tidak lebih daripada teknik mendengar dan merefleksi.
  • Tidak bisa digunakan pada penderita psikopatologi yang parah
  • Memungkinkan sebagian (terapis) menjadi terlalu terpusat pada klien sehingga melupakan keasliannya. Terapis dapat kehilangan rasa sebagai pribadi yang unik.
  • Kesalahan sebagian besar terapis dalam menterjemahkan sikap-sikap yang harus dikembangkan dalam hubungan terapeutik. Sejumlah praktisi terkadalang menyalahtafsirkan atau menyederhanakan sikap-sikap sentral dari posisi person-centered.
Kelebihan dari terapi client centered ini, yaitu;
  • Pemusatan pada klien dan bukan pada terapis
  • Identifikasi dan hubungan terapis sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian. Sehingga tidak menekankan pada teknik namun pada sikap terapi
  • Menawarkan perspektif yang lebih uptodate dan optimis
  • Klien memiliki pengalaman positif dalam terapi ketika mereka fokus dalam menyelesaiakan masalahnya. Klien merasa mereka dapat mengekpresikan dirinya secara penuh ketika mereka mendengarkan dan tidak dijustifikasi, selain itu klien diberikan peluang yang lebih luas untuk mendengar dan didengar
  • Sifat keamanan. Individu dapat mengexplorasi pengalaman-pengalaman psikologis yang bermaknya baginya dengan perasaan aman
  • Dapat diterapkan pada setting individual maupun kelompok
4. LOGOTERAPI

Logoterapi diperkenalkan oleh Viktor Frankl, seorang dokter ahli penyakit saraf dan jiwa (neuro-psikiater). Logoterapi berasal dari kata “logos” yang dalam bahasa Yunani berarti makna (meaning) dan juga rohani (spirituality), sedangkan terapi adalah penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi secara umum dapat digambarkan sebagai corak psikologi/ psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia di samping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will of meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna (the meaningful life) yang didambakannya.

Tujuan dari logoterapi adalah agar setiap pribadi:
1. Memahami adanya potensi dan sumber daya rohaniah yang secara universal ada pada setiap orang terlepas dari ras, keyakinan dan agama yang dianutnya
2.  Menyadari bahwa sumber-sumber dan potensi itu sering ditekan, terhambat dan diabaikan bahkan terlupakan;
3.  Memanfaatkan daya-daya tersebut untuk bangkit kembali dari penderitaan untuk mampu tegak kokoh menghadapi berbagai kendala, dan secara sadar mengembangkan diri untuk meraih kualitas hidup yang lebih bermakna.

Kelebihan Logoterapi :
Mengajarkan bahwa setiap kehidupan individu punya maksud, tujuan, makna yang harus diupayakan dan dipenuhi. Hidup tidak lagi kosong jika menemukan sebab dan sesuatu yang dapat mendedikasikan eksistensi kita.

Kekurangan Logoterapi :
Klien tidak dapat menunjukkan makna hidupnya sehingga timbul kebosanan yang merupakan ketidakmampuan seseorang untuk membangkitkan minat apatis, perasaan tanpa makna, hampa, gersang, merasa kehilangan tujuan hidup, meragukan kehidupan sehingga menyulitkan terapis untuk melakukan terapi pada klien. 

5. RATIONAL EMOTIVE THERAPHY
Terapi rasional emotif adalah sistem psikoterapi yang mengajari individu bagaimana sistem keyakinannya menentukan yang dirasakan dan dilakukannya pada berbagai peristiwa dalam kehidupan. Penekanan terapi ini pada cara berpikir mempengaruhi perasaan, sehingga termasuk dalam terapi kognitif. 
Rational emotive terapi ini bertujuan untuk;
  • Memperbaiki dan mengubah segala perilaku, sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan serta pandangan-pandangan yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan dirinya.
  • Menghilangkan gangguan emosional yang merusak seperti rasa takut, rasa bersalah, rasa berdosa, rasa cemas, merasa was-was, rasa marah.
  • Untuk membangun Self Interest (minat), Self Direction (pengendalian/ pengarahan diri), Tolerance (toleransi), Acceptance of Uncertainty (kesediaan menerima ketidakpastian), Fleksibel, Commitment (komitmen terhadap sesuatu), Scientific Thinking (berpikir logis), Risk Taking (keberanian mengambil resiko), dan Self Acceptance (penerimaan diri) klien.

Kelebihan rational emotive terapi yaitu :
  • Membantu klien untuk siap menghadapi kenyataan
  • Pendekatan ini cepat sampai kepada masalah yang dihadapi oleh klien, menyadarkan klien terhadap pikiran/nilai yang irasional yang membuatnya bermasalah. Dengan itu perawatan juga dapat dilakukan dengan cepat.
  • Lebih rasional dalam membantu klien. Kaedah pemikiran logik yang diajarkan kepada klien dapat digunakan dalam menghadapi gejala yang lain.
  • Klien merasakan diri mereka mempunyai keupayaan intelektual dan kemajuan dari cara berfikir, sehingga dapat menyadarkan klien akan kekuatan dan kelemahan diri serta menyikapinya secara tepat
Kekurangan rational emotive terapi yaitu:
  • Konselor lebih otoritatif. Sehingga klien terkesan dipaksa untuk melakukan apa yang selama ini ia merasa tidak sanggup untuk dilakukannya.
  • Ada klien yang boleh ditolong melalui analisa logik dan falsafah, tetapi ada pula yang tidak begitu geliga otaknya untuk dibantu dengan cara yang sedemikian yang berasaskan kepada logika. Terapi ini terbatas pada individu dewasa, tidak dapat diterapkan pada anak dan remaja.
  • Ada setengah klien yang begitu terpisah dari realiti sehingga usaha untuk membawanya ke alam nyata sukar sekali dicapai.
  • Konselor terang-terangan dalam menyerang irasional klien. Padahal ada juga klien yang terlalu berprasangka terhadap logik, sehingga sukar untuk mereka menerima analisa logik.
  • Ada juga setengah klien yang memang suka mengalami gangguan emosi dan bergantung kepadanya didalam hidupnya, dan tidak mau membuat perubahan apa-apa lagi dalam hidup mereka.

6. BEHAVIORAL THERAPHY

Terapi behavior adalah salah satu teknik yang digunakan dalam menyelesaikan tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa bertindak dan bertingkah laku lebih efektif, lalu mampu menanggapi situasi dan masalah dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Aktifitas inilah yang disebut sebagai belajar.

Tujuan : Terapi behavioral  memfokuskan pada persoalan-persoalan perilaku spesifik atau perilaku menyimpang yang bertujuan untuk menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar dengan dasar bahwa segenap tingkah laku itu dipelajari, termasuk tingkah laku yang maladaptif.  
Kelebihan Terapi Behavioral: 
a.    Pembuatan tujuan terapi antara konselor dan konseli diawal dijadikan acuan keberhasilan proses terapi. 
b.      Memiliki berbagai macam teknik konseling yang teruji dan selalu diperbaharui 
c.       Waktu konseling relatif singkat 
d.     Kolaborasi yang baik antara konselor dan konseli dalam penetapan tujuan dan pemilihan teknik. 
Kekurangan Terapi Behavioral: 
a.       Dapat mengubah perilaku tetapi tidak mengubah perasaan 
b.      Mengabaikan faktor relasional penting dalam terapi.
c.       Tidak memberikan wawasan 
d.      Mengobati gejala dan bukan penyebab 
e.       Melibatkan kontrol dan manipulasi oleh konselor. 


7. GROUP THERAPHY

 Terapi Kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih. Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal. 

Kelebihan :
dukungan (support), pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kemampuan hubungan interpersonal dan meningkatkan uji realitas sehingga terapi aktivitas kelompok ini dapat dilakukan pada karakteristik gangguan seperti : gangguan konsep diri, harga diri rendah, perubahan persepsi sensori halusinasi, klien dengan perilaku kekerasan atau agresif dan amuk serta menarik diri/isolasi sosial. Selain itu, dapat mengobati klien dalam jumlah banyak, dapat mendiskusikan masalah-masalah secara kelompok, menggali gaya berkomunikasi, belajar bermacam cara dalam memecahkan masalah, dan belajar peran di dalam kelompok.

Kekurangan :
Kehidupan pribadi klien tidak terlindungi, klien kesulitan mengungkapkan masalahnya, terapis harus dalam jumlah banyak. Dengan sharing pengalaman pada klien dengan isolasi sosial diharapkan klien mampu membuka dirinya untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga keterampilan hubungan sosial dapat ditingkatkan untuk diterapkan sehari-hari.

SUMBER :
 Link 1
Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi “Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 
Abidin, Zanial, 2002. Analisis Eksistensial Untuk Psikologi dan Psikiatri. Bandung: PT Refika Aditama.

0

TUGAS 3 PSIKOTERAPI

Posted by Unknown on Selasa, Mei 31, 2016
1. Terapi Behavior ( Behavior Theraphy)

A. Konsep Dasar
Digunakan dalam menyelesaikan tingkah laku yang ditimbulkan oleh dorongan dari dalam dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, yang dilakukan melalui proses belajar agar bisa bertindak dan bertingkah laku secara efektif dan mampu menaggapi situasi dan masalah dengan cara yang lebih efektif dan efisien.


B. Unsur-unsur Terapi Behavior
- Tujuan Terapi
Menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar dengan dasar bahwa segenap tingkah laku adalah dipelajari termasuk tingkah laku yang maladaptif.

- Fungsi dan Peran Terapis
a. Secara sistematis berusaha untuk mendapatkan informasi tentang anteseden situasional, dimensi perilaku masalah, dan konsekuensi dari masalah.
b. klarifikasi masalah klien bersama dengan klien
c. merencanakan target perilaku
d. memformulasikan tujuan terapi
e. mengidentifikasi kondisi
f. melaksanakan rencana
g. evaluasi keberhasilan dari perubahan rencana
h. melakukan tindak lanjut asesmen.

- Hubungan antara terapis dengan klien
Pada terapi behavior, kehangatan, empati, penerimaan adalah faktor yang diperlukan dalam terapi. Akan tetapi, terapis behavior harus cenderung aktif dan direktif dalam membantu klien untuk memecahkan masalah.

C. Teknik-teknik Terapi Behavior

1. Disentisisasi sistematis
cara yang digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperbuat secara negatif dengan menyertakan pemunculan tingkah laku yang berlawanan dengan tingkah laku yang hendak dihapuskan.

2. Latihan asertif
Latihan mempertahankan diri akibat perlakuan orang lain yang menimbulkan kecemasan dengan cara mempertahankan hak dan harga dirinya. Dalam pelaksanaan ini, penting untuk terapis untuk melatih keberanian klien untuk menyatakan pikiran dan perasaan yang sesungguhnya secara tegas.

3. Terapi aversi
Digunakan untuk menghilangkan kebiasaan buruk atau menghukum perilaku yang negatif dan memperkuat perilaku positif dengan meingkatkan kepekaan klien agar mengganti respon pada stimulus yang disenanginya dengan kebalikan stimulus tersebut, dibarengi dengan stimulus yang merugikan dirinya.

4. Penghentian pikiran
Digunakan untuk klien yang sangat cemas.

5. Kontrol diri
Digunakan untuk meningkatkan perhatian klien melalui prosedur self assesment, mencatat diri sendiri, menentukan tindakan diri dan menyusun dorongan diri sendiri.

6. Pekerjaan rumah
Memberikan tugas pada klien yang kurang mampu menyesuaikan diri dengan situasi tertentu.


2. Rational Emotive Theraphy ( Terapi Rasional Emotif)

A. Konsep Dasar
Terapi rasional ini didasarkan pada filosofi bahwa apa yang menganggu jiwa manusia itu bukanlah peristiwa-peristiwa, tetapi bagaimana manusia itu mereaksi atau berprasangka terhadap peristiwa tersebut.

B. Unsur-unsur terapi rasional emotif
- Tujuan terapi
a. Memperbaiki dan merubah sikap, persepsi, cara berpikir, keyakinan, serta pandangan klien yang irasional dan tidak logis menjadi rasional dan logis agar klien dapat mengembangkan diri.
b. Menghilangkan gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti rasa takut dan rasa bersalah.

- Teknik-teknik rasional emotif
a.Teknik  Kognitif
1. Tahap Pengajaran : memberikan keleluasaan kepada terapis untuk berbicara serta menunjukkan sesuatu kepada klien terutama menunjukkan bagaimana ketidaklogikaan berpikir itu secara langsung menimbulkan gangguan emosi pada diri klien.
2. Tahap persuasif : meyakinkan klien untuk mengubah pandangannya karena pandangan yang klien kemukakan itu tidak benar.
3. Tahap konfrontasi : Menyerang ketidakrasionalan berpikir klien dan membawanya ke arah berpikir yang lebih rasional.
4. Pemberian tugas : memberi tugas kepada klien untuk mencoba melakukan tindakan tertentu dalam situasi nyata.

b. Teknik Emotif
Digunakan untuk mengubah emosi klien dan terapis harus mampu menerima klien tanpa syarat.
1. Teknik sosiodrama : memberi peluang kepada klien untuk mengekspresikan berbagai perasaan yang menekan klien melalui suasana yang didramatisasikan sehingga klien bisa bebas mengungkapkan dirinya sendiri baik secara lisan, tulisan atau gerakan dramatisasi.
2. Teknik Self Modeling  : meminta klien untuk berjanji kepada terapis untuk menghilangkan perasaan perasaan negatif yang menimpa dirinya.
3. Teknik Assertive Training : untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk pola perilaku tertentu yang diinginkannya.

c. Teknik Behavioristik
Digunakan untuk mengubah tingkah laku yang tidak diinginkan.
1. Teknik reinforcement : untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan cara memberikan reward  ataupun punishment.
2. Teknik social modeling  : untuk membentuk tingkah laku baru kepada klien agar klien dapat hidup dalam suatu model yang diharapkan dengan cara meniru, mengobservasi, dan menyesuaikan dirinya  dan menginternalisasi norma-norma dalam sistem model sosial yang telah disiapkan terapis.
3. Teknik live models : digunakan untuk menggambar perilaku-perilaku tertentu khususnya situasi interpersonal yang kompleks dalam bentuk percakapan sosial, interaksi dengan memecahkan masalah.

3. Group Theraphy (terapi kelompok)

A. Konsep Dasar
Terapi yang dilakukan pada sebuah kelompok dengan kegiatan yang terstruktur dan memberikan efek bagi para anggotanya. Terapi kelompok mencoba membantu peserta untuk mengalami kembali situasi yang menyakitkan dan untuk mengekspresikan perasaan secara intensif.

B. Unsur-unsur terapi
 - Tujuan terapi
a. Mengidentifikasi masalah bersama dengan orang lain
b. Membantu klien untuk meningkatkan hubungan interpersonal dengan klien lain sehingga mereka bisa saling mendukung
c. Menyalurkan emosi dan berbagi perasaan dengan sesama didalam kelompok
d. Menghilangkan kecemasan-kecemasan yang dirasakan oleh klien
e. Menghilangkan perasaan terisolasi dalam klien

- Teknik-teknik terapi
a. Psychodrama technique 
Teknik bermain peran untuk membantu klien dengan menerapkan adegan dari masalah mereka yang akan meningkatkan pemahaman mereka tentang konflik mereka.
b. T-Group Technique 
Membantu para klien untuk pengambilan keputusan mereka sendiri dengan cara mengurutkan 15 barang dari yang penting untuk bertahan hidup, kemudian klien diminta untuk berdiskusi mengenai pengalaman mereka, mengeksplorasi pola kepemimpinan, resolusi konflik dan pengambilan keputusan.
c. Encounter technique 
Untuk meningkatkan kesadaran diri. Peserta secara berpasangan diminta untuk memandu pasangan dengan mata tertutup dan menggunakan tangan untuk mengeksplorasi sambil berjalan. Membantu untuk melindungi pasangan dari setiap langkah menuju bahaya, lalu pasangan bertukar peran dan mendiskusikan pengalaman mereka.
d. Behavioral technique 
Banyak teknik behavior seperti modeling, pelatihan keterampilan, memecahkan masalah dan relaksasi juga digunakan dalam terapi kelompok. Misalnya, dalam kelompok pelatihan asertif, peserta dijelaskan situasi di mana mereka ingin menjadi lebih tegas. Peserta akan mendapatkan ide-ide untuk bagaimana menangani situasi. Situasi dapat dilatih berulang-ulang sampai peserta merasa puas dengan kemampuannya untuk berperilaku asertif.
e. Dance and art theraphy 
Teknik ini mendorong kesadaran tubuh, gerakan kreatif, dan interpersonal empati.

SUMBER :
Corey, G. (2009). Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.

 Sunardi, P., & Assjari, M (2008). Teori konseling. Bandung: PLB FIP UPI.
Surya, M. (2003). Teori-Teori Konseling. Bandung:  Pustaka Bani Quraisy.

0

PENULISAN 2 PSIKOTERAPI

Posted by Unknown on Kamis, April 14, 2016
CONTOH KASUS LOGOTERAPI

Dalam Puspasari dan Alfian (2012) YS adalah orang-orang yang pada awalnya memiliki bagian tubuh yang utuh yang tidak kekurangan sama sekali. Lalu YS mengalami kecelakaan sehingga beberapa bagian dari tubuhnya hilang atau diamputasi. Seketika mereka syok karena beberapa bagian dari tubuh YS tidak bekerja secara sempurna seperti biasa. YS depresi, trauma, marah, tidak dapat menerima keadaan sampai salah satu dari mereka ingin bunuh diri karena merasa dirinya sudah tidak berguna lagi. Subjek sangat marah hingga memutuskan berhenti berhubungan seksual dengan istri. Subjek menjadi lebih tertutup dari teman-temannya bahkan keluarganya. Subjek sangat merasa depresi dan shock hingga sangat membutuhkan banyak bantuan.Tidak hanya itu YS merasa kejadian yang ia alami adalah kesalahan dari Tuhan, dan menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi pada dirinya. Pembahasan Untuk menerapi YS langkah pertama yang Intensi Paradoksikal. Teknik intensi paradoksikal adalah teknik dimana YS diajak melakukan sesuatu yang paradoks dengan sikap klien terhadap situasi yang dialami. Jadi YS diajak mendekati dan mengejek sesuatu (gejala) dan bukan menghindarinya atau melawannya. Yang kedua Derefleksi Frankl percaya, bahwa sebagian besar persoalan kejiwaan berasal dari perhatian yang terlalu fokus pada diri sendiri. Oleh sebab itu YS tidak boleh berfokus pada kejadian yang dialaminya tetapi bukan berarti menghindari masalah tersebut. Misalnya mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan mengarahkannya pada sesuatu yang disenangi oleh YS sendiri. Dan yang terakhir Bimbingan Rohani. Bimbingan rohani adalah metode yang khusus digunakan terhadap pada penanganan kasus dimana individu berada pada penderitaan yang tidak dapat terhindarkan, atau dalam suatu keadaan yang tidak dapat dirubahnya dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. Pada metode ini, individu didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan menunjukkan sikap positif terhadap penderitaanya, dalam rangka menemukan makna di balik penderitaan tersebut. YS harus berfikir kalo kecelakaan yang dialami adalah murni kecelakaan yang tidak bisa menyalahkan Tuhan sebagai penyebabnya. Tetapi seharusnya YS percaya kalo kecelakaan ini akan membuat YS lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Dan percaya kalo Tuhan akan membantu setiap masalah yang dihadapi oleh YS sendiri. Frankl menyatakan bahwa makna hidup bersifat unik sebagai momen pribadi. Setiap situasi serta setiap kejadian selalu dapat menghadirkan suatu tantangan kepada individu untuk mengungkap dan menjadikan makna. Melalui peristiwa kecelakaan yang terjadi dan mengakibatkan cacat fisik permanen pada subjek terlihat bahwa makna hidup dapat ditemukan dalam setiap keadaan walaupun pada keadaan penderitaan sekalipun.

Puspasari, D., & Alfian, I.N. (2012). Makna Hidup Penyandang Cacat Fisik Postnatal Karena Kecelakaan. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental , 1(03)

0

TUGAS 2 PSIKOTERAPI

Posted by Unknown on Selasa, April 12, 2016
Terapi Eksistensial Humanistik

1. Pengertian

Terapi eksistensial humanistik adalah terapi yang sesuai dalam memberikan
bantuan kepada klien. Karena teori ini mencakup pengakuan eksistensialisme terhadap
kekacauan, keniscayaan, keputusasaan manusia kedalam dunia tempat dia bertanggung
jawab atas dirinya.

Menurut W.S Winkel, Terapi Eksistensial Humanistik adalah
Konseling yang menekankan implikasi – implikasi dan falsafah hidup dalam
menghayati makna kehidupan manusia di bumi ini. Konseling Eksistensial Humanistik
berfokus pada situasi kehidupan manusia di alam semesta, yang mencakup tanggung
jawab pribadi, kecemasan sebagai unsur dasar dalam kehidupan batin. Usaha untuk
menemukan makna diri kehidupan manusia, keberadaan dalam komunikasi dengan
manusia lain, kematian serta kecenderungan untuk mengembangkan dirinya
semaksimal mungkin.

Konsep - konsep dasar terapi eksistensial - humanistik

Pandangan tentang sifat manusia
Psikologi eksistensial-humanistik berfokus pada kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikap pada pemahaman atas manusia alih-alih suatu sistem teknik-teknik yang digunakan untuk mempengaruhi klien. Oleh karena itu pendekatan eksistensial-humanistik bukan suatu aliran terapi, tetapi pendekatan yang mencakup terapi -terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep - konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia.

1. Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebesaran yang ada pada orang itu. Kesanggupan untuk memilih alternatif-alternatif, yakni memutuskan secara bebas didalam kerangka pembatasnya adalah suatu aspek yang esensial pada manusia. Kebebasan memilih dan bertindak disertai tanggung jawab, para eksistensialis menekankan bahwa manusia bertanggung jawab atas keberadaan dan nasibnya. Manusia bukanlah budak dari kekuatan-kekuatan yang deterministik dari pengondisian.

2. Kebebasan, Tanggung jawab dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab bisa menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati (nonbeing). Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi-potensinya. Dosa eksistensial yang merupakan bagian dari kondisi manusia adalah akibat dari kegagalan indivdidu untuk benar-benar menjadi sesuatu sesuai dengan kemampuannya.

3. Penciptaan makna
Manusia itu unik,dalam arti bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Menjadi manusia juga berarti menghadapi kesendirian., manusia lahir kedunia sendirian dan mati sendirian pula. Sungguhpun pada hakikatnya sendirian, manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna bisa menimbulkan kondisi-kondisi isolasi, depersonalisasi, alineasi, keterasingan dan kesepian.

Unsur-unsur Terapi
Tujuan-tujuan terapeutik

Terapi eksistensial bertujuan agar klien mengalami keberadaannya secara otentik dengan menjadi sadar atas keberadaan dan potensi-potensi serta sadar bahwa ia dapat membuka diri dan bertindak atas kemampuannya. Bugental (1965) menyebutkan terdapat 3 karakteristik dari keberadaan otentik, yakni :
1. Menyadari sepenuhnya keadaan sekarang
2. Memilih bagaimana hidup pada saat sekarang
3. Memikul tanggung jawab untuk memilih
 Pada dasarnya tujuan terapi eksistensial adalah meluaskan kesadaran diri klien, dan karenanya meningkatkan kesanggupan pilihannya, yakni menjadi bebas dan bertanggung jawab atas arah hidupnya.

Fungsi dan Peran Terapis

Tugas utama terapis adalah berusaha memahami klien sebagai ada-dalam-dunia. Teknik yang digunakan mengikuti alih-alih mendahului pemahaman. Karena menekankan pada pengalaman klien sekarang, para terapis eksistensial menunjukkan keleluasaan dalam menggunakan metode-metode dan prosedur yang digunakan oleh mereka bervariasi tidak hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi juga dari satu ke lain fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama. Buhler dan Allen (1972) mengatakan bahwa psikoterapi difokuskan pada pendekatan terhadap hubungan manusia. Para ahli psikologi humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut :
1. Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi
2. Menyadari peran dari tanggung jawab terapis
3. Mengakui sifat timbal balik dari hubungan terapeutik
4. Berorientasi pada tumbuhan
5. Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebagai suatu pribadi yang menyeluruh
6. Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak di tangan klien
7. Memandang terapis sebagai model, dalam arti bahwa terapi dengan gaya hidup dan pandangan humanistiknya tentang manusia bisa secara implisit menunjukkan kepada klien potensi bagi tindakan kreatif dan positif.
8. Mengakui kebebasan klien untuk mengungkapkan pandangan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri
9. Bekerja ke arah mengurangi ketergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien.

Teknik-teknik terapi 

Teknik utama eksistensial humanistik pada dasarnya adalah penggunaan pribadi konselor dan hubungan konselor-konseli sebagai kondisi perubahan. Namun eksistensial humanistik juga merekomendasikan beberapa teknik (pendekatan) khusus seperti menghayati keberadaan dunia obyektif dan subyektif klien, pengalaman pertumbuhan simbolik ( suatu bentuk interpretasi dan pengakuan dasar tentang dimensi-dimensi simbolik dari pengalaman yang mengarahkan pada kesadaran yang lebih tinggi, pengungkapan makna, dan pertumbuhan pribadi).

Proses konseling oleh para eksistensial meliputi tiga tahap yaitu:
 

1. Tahap pertama, konselor membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengklarifikasi asumsi mereka terhadap dunia. Klien diajak mendefinisikan cara pandang agar eksistensi mereka diterima. Konselor mengajarkan mereka bercermin pada eksistensi mereka dan meneliti peran mereka dalam hal penciptaan masalah dalam kehidupan mereka.

2. Pada tahap kedua, klien didorong agar bersemangat untuk lebih dalam meneliti sumber dan otoritas dari system mereka. Semangat ini akan memberikan klien pemahaman baru dan restrukturisasi nilai dan sikap mereka untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan dianggap pantas.

3. Tahap ketiga berfokus pada untuk bisa melaksanakan apa yang telah mereka pelajari tentang diri mereka. Klien didorong untuk mengaplikasikan nilai barunya dengan jalan yang kongkrit. Klien biasanya akan menemukan kekuatan untuk menjalani eksistensi kehidupanya yang memiliki tujuan. Dalam perspektif eksistensial, teknik sendiri dipandang alat untuk membuat klien sadar akan pilihan
mereka, serta bertanggungjawab atas penggunaaan kebebasan pribadinya.

PERSON CENTERED THERAPHY

Konsep dasar person centered theraphy
 Pandangan Rogers tentang manusia, bahwa secara filosofis inti sifat manusia adalah positif, sosial, berpandangan ke depan dan realistis, baik, dan dapat mengaktualisasikan dirinya dengan baik.
Aktualisasi diri dipandang sebagai pengalaman kemanusiaan yang paling berarti, sehingga dengan mengaktualisasikan dirinya, manusia dapat menikmati segala aspek kehidupannya. Tingkah laku manusia diorganisasikan secara keseluruhan di sekitar tendensi manusia berbuat sesuatu. Pola perilaku manusia ditentukan oleh kemampuan untuk membedakan antara respon yang efektif (menghasilkan rasa senang) dan respon yang tidak efektif (menghasilkan rasa tidak senang). Di samping itu pada dasarnya manusia itu kooperatif, konstruktif, dapat dipercaya, memiliki tendensi dan usaha mengaktualisasikan dirinya, berprestasi, dapat mempertahankan dirinya sendiri, mampu memilih tujuan yang benar dalam keadan bebas dari ancaman. Sehingga individu dapat men “take charge” kehidupannya, membuat keputusan, berbuat baik, dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah diputuskannya.

Konsep Kepribadian Sehat
Rogers membagi Kepribadian menjadi dua bagian, yaitu :
a. Karakteristik Pribadi Sehat
 

Pribadi yang sehat menurut konseling berpusat pada person (Person Centered) adalah :

1. Kapasitas untuk memberikan toleransi pada apapun dan
siapapun.
2. Menerima dengan senang hati hadirnya ketidakpastian dalam
hidup.
3. Mau menerima diri sendiri dan orang lain.
4. Spontanitas dan Kreatif. 
5. Kebutuhan untuk tidak dicampuri orang lain dan menyendiri
(privacy).
6. Otonomi; kapasitas untuk menjalin hubungan antar pribad yang
mendalam dan akrab.
7. Mempunyai kepedulian yang tulus pada orang lain.
8. Mempunyai rasa humor.
9. Terarah dalam diri sendiri.
10. Mempunyai sikap terbuka dalam hidup

b. Karakteristik Pribadi yang Tidak sehat
Karakteristik Pribadi yang Menyimpang menurut Person Centered adalah:
 

1. Adanya ketidaksesuaian antara persepsi diri dan pengalamannya
yang riil.
2. Adanya ketidaksesuaian antara bagaimana dia melihat dirinya
(self concept) dan kenyataan atau kemampuannya




Unsur-unsur terapi person centered theraphy

1. Ada dua orang dalam kontak psikologis
2. Orang pertama disebut klien, orang yang mengalami inkongruensi.
3. Orang kedua, disebut konselor, adalah orang yang kongruen yang dapat mengaktualisasikan dirinya.
4. Terapis memberikan perhatian positif (unconditional positive regard) dan peduli terhadap klien.
5. Terapis mengalami pemahaman empatik terhadap ukuran internal klien untuk membentuk sikap atau keputusan dan usaha untuk mengomunikasikannya dengan klien.
6. Komunikasi klien kepada konselor yang berupa pemahaman empatik dan penghargaan positif tanpa syarat adalah dalam rangka pencapaian derajat minimal.
Dalam perspektif Rogers hubungan klien berciri kesamaan derajat, karena terapis tidak merahasiakan pengetahuannya atau berusaha untuk menjadikan proses terapeutik sebagai suatu hal sifatnya bukan mistis dalam rangka proses perubahan yang ada dalam diri klien.

Teknik konseling client centered theraphy

1. Terapis menciptakan suasana komunikasi antar pribadi yang merealisasikan segala kondisi.
2.  Terapis menjadi seorang pendengar yang sabar dan peka, yang menyakinkan klien dia diterima dan dipahami
3. Terapis memungkinkan klien untuk mengungkapkan seluruh perasaannya secara jujur, lebih memahami diri sendiri dan mengembangkan suatu tujuan perubahan dalam diri sendiri dan perilakunya. 

LOGOTERAPI
Konsep Dasar Logoterapi

Logoterapi merupakan sebuah aliran psikologi atau psikiatri modern yang menjadikan makna hidup sebagai tema snetralnya. Aliran ini dikembangkan oleh seorang dokter ahli neuro-psikiater keturunan Yahudi yaitu Viktor Emil Frankl.
Pandangan Frankl tentang kesehatan psikologis menekankan pentingnya kemauan akan arti. Tentu saja ini merupakan kerangka, di dalamnya segala sesuatu yang lain diatur. Frankl berpendapat bahwa manusia harus dapat menemukan makna hidupnya sendiri dan kemudian setelah menemukan mencoba untuk memenuhinya.
Bagi Frankl setiap kehidupan mempunyai makna, dan kehidupan itu adalah suatu tugas yang harus dijalani. Mencari makna dalam hidup inilah prinsip utama teori Frankl yang dinamakan Logoterapi.
Logoterapi memiliki tiga konsep dasar, yakni:
1. Kebebasan berkeinginan
2. Keinginan akan makna
3. Makna hidup.

1. Kebebasan berkeinginan
Konsep kebebasan berkeinginan (freedom of will), mengacu pada kebebasan manusia untuk menentukan sikap (freedom to take a stand) terhadap kondisi-kondisi biologis, psikologi, dan sosiokultural. Kualitas ini adalah khas insani yang bukan saja merupakan kemampuan untuk mengambil jarak (to detach) terhadap berbagai kondisi lingkungan, melainkan juga kondisi diri
sendiri ( self-detachment ).

2. Keinginan akan makna
Konsep keinginan kepada makna (the will to meaning) inilah menjadi motivasi utama kepribadian manusia (Frankl, 1977). Sebutan the will to meaning sengaja dibedakan Frankl dengan sebutan the drive to meaning karena makna dan nilai-nilai hidup tidak mendorong (to push, to drive) tetapi seakan-akan menarik (to pull) dan menawari (to offer) manusia untuk memenuhi kenyataan hidup, yang menurutnya pula tidaklah menyediakan keseimbangan tanpa tegangan, tetapi justru menawarkan suatu tegangan khusus, yaitu tegangan kenyataan diri pada waktu sekarang dan maknamakna yang harus dipenuhi : Bring us Meaning. Di antara kedua hal itulah proses pengembangan pribadi berlangsung.

3. Makna hidup
Hal-hal yang memberikan arti khusus bagi seseorang yang apabila berhasil dipenuhi, akan menyebabkan kehidupannya dirasakan berarti dan berharga, sehingga akan menimbulkan penghayatan bahagia (happines).Makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapa pun, tetapi harus
dicari dan ditemukan sendiri. Orang lain hanya dapat menunjukkan hal-hal yag potensial bermakna, akan tetapi kembali pada orang itu sendiri untuk menentukan apa yang ditanggapinya.

UNSUR-UNSUR TERAPI
 
1. Munculnya Gangguan
a. Neurosis somatogenik, yaitu gangguan perasaan yang berkaitan dengan ragawi
b. Neurosis psikogenik, yaitu gangguan perasaan yang berasal dari hambatan-hambatan psikis
c. Neurosis noogenik, yaitu gangguan neurosis yang disebabkan tidak terpenuhinya hasrat untuk hidup bermakna

2.Tujuan Terapi
Tujuan utama logoterapi adalah meraih hidup bermakna dan mampu mengatasi secara efektif berbagai kendala dan hambatan pribadi. Hal ini diperoleh dengan jalan menyadari dan memahami serta merealisasikan berbagai potensi sumber daya kerohanian yang dimiliki setiap orang yang sejauh ini mungkin terhambat dan terabaikan.

Selain itu, logoterapi juga bertujuan untuk menolong pasien menemukan tujuan dan maksud dalam hidupnya dengan memperlihatkan bernilainya tanggung jawab dan tugas-tugas tertentu. 
3. Peran Terapis
a. Terapis harus menunjukkan kepada klien bahwa setiap manusia mempunyai tujuan yang unik yang dapat tercapai dengan suatu cara tertentu.
b. Terapis berusaha membuat klien menyadari secara penuh tanggung jawab dirinya dan memberinya kesempatan untuk memilih, untuk apa, kepada apa, atau kepada siapa dia harus bertanggung jawab.
c. Terapis tidak tergoda untuk menghakimi klien-kliennya, karena dia tidak pernah membiarkan seorang klien melemparkan tanggung jawab kepada terapis untuk menghakiminya.


TEKNIK-TEKNIK TERAPI

Dijelaskan dalam Semiun (2006) teknik-teknik logoterapi terdiri atas intensi paradoksikal, Derefleksi dan Bimbingan Rohani.
1). Intensi Paradoksikal
Teknik intensi paradoksikal adalah teknik dimana klien diajak melakukan sesuatu yang paradoks dengan sikap klien terhadap situasi yang dialami. Jadi klien diajak mendekati dan mengejek sesuatu (gejala) dan bukan menghindarinya atau melawannya. Teknik ini pada dasarnya bertujuan lebih daripada perubahan pola-pola tingkah laku. Lebih baik dikatakan suatu reorientasi eksistensial. Menurut logoterapi disebut antagonisme psikonoetik yang mengacu pada kapasitas manusia untuk melepaskan atau memisahkan dirinya tidak hanya dari dunia, tetapi juga dari dirinya sendiri.
2). Derefleksi
Frankl (dalam Semiun, 2006) percaya, bahwa sebagian besar persoalan kejiwaan berasal dari perhatian yang terlalu fokus pada diri sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan mengarahkannya pada orang lain, persoalan-persoalan itu akan hilang dengan sendirinya. Dengan teknik tersebut, klien diberi kemungkinan untuk mengabaikan neurosisnya dan memusatkan perhatian pada sesuatu yang terlepas dari dirinya.
3). Bimbingan Rohani
Bimbingan rohani adalah metode yang khusus digunakan terhadap pada penanganan kasus dimana individu berada pada penderitaan yang tidak dapat terhindarkan, atau dalam suatu keadaan yang tidak dapat dirubahnya dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. Pada metode ini, individu didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan menunjukkan sikap positif terhadap penderitaanya, dalam rangka menemukan makna di balik penderitaan tersebut.

Corey, G. (1998). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. PT Eresco:Anggota IKAPI
Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 3. Ebook. Yogyakarta: Kanisius
 

Copyright © 2009 Welcome To Ulayya's Blog All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.