0

TUGAS 1 PSIKOTERAPI

Posted by Unknown on Kamis, Maret 24, 2016
PENGERTIAN PSIKOTERAPI

Psikoterapi adalah suatu interaksi sistematis antara klien dan terapis yang menggunakan prinsip-prinsip psikologis untuk membantu menghasilkan perubahan dalam tingkah laku, pikiran dan perasaan klien supaya membantu klien mengatasi tingkah laku abnormal dan memecahkan masalah-masalah dalam hidup atau berkembang sebagai seorang individu.

TUJUAN PSIKOTERAPI

Berikut ini akan diuraikan mengenai tujuan psikoterapi secara khusus dari metode dan teknik psikoterapi yang banyak peminatnya dari 2 tokoh, yakni Ivey, at al (1987) dan Corey (1991)

1.Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan psikodinamika menurut Ivey, at al (1987) adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekonstruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian - kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik-konflik yang lama.

2. Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan analisis menurut Corey (1991) dirumuskan sebagai membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.

3. Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan Rogerian terpusat pada pribadi, menurut Ivey at al, (1987) perilaku yang lebih bisa menyesuaikan. Arah perubahan perilaku yang khusus ditentukan oleh klien.

4. Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan Terapi Perilaku menurut Corey (1991) bertujuan secara umum menghilangkan perilaku maladaptive dan lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif.

5. Tujuan Psikoterapi dengan pendekatan Kognitif-Behaviouristik menurut Ivey at al, (1987) dan Corey (1991) yakni menghilangkan cara berfikir yang memandang menyalahkan diri sendiri dan membantu memperoleh pandangan hidup lebih rasional dan toleran.

TUJUAN PSIKOTERAPI :
1. Mengubah perilaku yang tidak diinginkan
2. Mencari growth experience
3. Merubah perilaku yang menyebabkan klien merasa tidak bahagia
4. Rekonstruksi karakter dan kepribadian
5. Klien dapat melakukan kontrol diri lebih baik

UNSUR - UNSUR PSIKOTERAPI
1. Dua individu saling terikat dalam interaksi yang bersifat rahasia, dimana klien akan dibukakan jalan untuk jadi tahu.
2. Interaksi umumnya terbatas pada pertukaran verbal
3. Interaksi berlangsung dalam jangka waktu lama
4. Hubungan bertujuan untuk mengubah perilaku tertentu pada klien, yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.

PERBEDAAN ANTARA PSIKOTERAPI DAN KONSELING

Menurut Mappiare (2008, hal: 159), perbedaan antara psikoterapi dan konseling adalah sebagai berikut :
1. Konseling dan psikoterapi dapat dipandang berbeda lingkup pengertian antara keduanya. Istilah psikoterapi mengandung arti ganda, pada satu segi ia menunjukkan sesuatu yang jelas, yaitu satu bentuk terapi psikologis. Tetapi pada lain segi, ia menunjuk pada sekelompok terapi psikologis yaitu rentangan wawasan luas tempat hipnotis pada satu titik dan konseling pada titik lainnya. Dengan demikian, konseling merupakan salah satu bentuk psikoterapi.

2. Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah, pengembangan - pendidikan - pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memfokus pada konseren atau masalah penyembuhan - penyesuaian - pengobatan.

3. Konseling dijalankan atas dasar atau (dijiwai oleh) falsafah atau pandangan terhadap manusia, sedangkan psikoterapi dijalankan berdasarkan ilmu atau teori kepribadian dan psikopatologi.

4. Konseling dan psikoterapi berbeda tujuan dan cara dalam mencapai tujuan masing-masing.

Menurut Sholeh (2008, hal: 55), perbedaan antara Psikoterapi dan Konseling adalah sebagai berikut:
1. Dilihat dari ruang lingkup, konseling merupakan bagian dari program bimbingan konseling, sedangkan psikoterapi ruang lingkupnya berada diluar bimbingan.

2. Dilihat dari kedalaman, konseling merupakan perencanaan yang rasional, pemecahan masalah berhubungan dengan pemahaman diri dan lingkungan sedangkan psikoterapi memberikan perubahan mendasar dari kepribadian.

3. Dilihat dari subjek atau sasaran, pada konseling subjeknya adalah individu yang normal, dan lebih menekankan individu atau kelompok kecil. Sedangkan pada psikoterapi subjeknya adalah yang mengalami disintegrasi kepribadian dan lebih mengutamakan individu.

4. Dilihat dari orientasi atau pendekatan, konseling lebih menekankan kesinian dan kekinian, sedangkan psikoterapi lebih menekankan masa lampau, simbolik dan mengaktifkan kembali alam ketidaksadaran.

5. Dilihat dari setting, tempat yang dibutuhkan untuk melakukan konseling itu bisa di sekolah, rumah, universitas, lembaga layanan masyarakat, organisasi. Sedangkan pada psikoterapi setting atau tempatnya di klinik, rumah sakit, dan praktik pribadi.

6. Dilihat dari waktu, waktu yang dibutuhkan untuk konseling relatif terbatas, sedangkan psikoterapi waktunya relatif lama (berhari - hari, minggu atau mungkin tahunan)

7. Dilihat dari tujuan, konseling bertujuan untuk mengatasi tugas-tugas perkembangan, sedangkan psikoterapi bertujuan untuk mengatasi konflik-konflik dalam diri seseorang.

Pendekatan Psikoterapi terhadap Mental Illness

Menurut J.P. Chaplin ada beberapa pendekatan psikoterapi terhadap mental illness, diantaranya:

1. Biological, meliputi keadaan mental organik, penyakit efektif, psikosis, dan penyalahgunaan zat. Menurut Dr.John Grey, psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan karena kekurangan insulin.

2. Psychological, meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk, sekuel pasca-traumatic, kesedihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan, gangguan pikiran dan respon emosional penuh stress yang ditimbulkan. Selain itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup individu.

3. Sociological meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatar belakang kondisi sosio-budaya tertentu.

4. Philosophic meliputi kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini, dasar falsafahnya tetap ada, yakni menghargai sistem nilai yang dimiliki oleh klien, sehingga ada istilah keharusan atau pemaksaan.

TERAPI PSIKOANALISIS

Konsep dasar teori Psikoanalisis

Sigmund Freud (1856-1939) merupakan tokoh pendiri psikoanalisis, dalam psikoanalisis ini ia memiliki beberapa pandangan, antara lain: kesadaran dan ketidaksadaran, struktur kepribadian, insting dan kecemasan, mekanisme pertahanan ego dan perkembangan psikoseksual. (Basuki, 2008)
Konsep dasar teori Psikoanalisis
           
1. Kesadaran dan Ketidaksadaran

Menurut Freud kehidupan psikis terdiri atas kesadaran (the conscious) dan ketidaksadaran (the unconscious). Kesadaran digambarkan sebagai gunung es yang permukaannya nampak keluar dimana hal ini merupakan sebagian kecil kepribadian seseorang. Sedangkan ketidaksadaran digambarkan sebagai gunung es yang berada dibawah permukaan air dimana dalam ketidaksadaran ini terdapat insting-insting yang mendorong perilaku manusia. Kemudian Freud menambahkan bagian lain yang disebut prasadar (prenconscious) dalam prasadar terdapat stimulus-stimulus yang belum direpres, sehingga dapat  dengan mudah ditimbulkan kembali dalam kesadaran.

2. Struktur Kepribadian

Freud mengatakan bahwa struktur kepribadian manusia terdiri atas Id, Ego, SuperEgo. Id merupakan bagian yang paling primitif terdiri atas naluri dan mengandung insting lapar, haus, seks dan insting agresif. Id disebut juga sebagai prinsip kenikmatan. Ego adalah prinsip realitas, ego menyesuaikan diri dengan realitas. Superego adalah prinsip moral dimana superego ini mengatur perilaku sesuai dengan norma, moral dan aturan yang berlaku.

Contoh: ”Seorang mahasiswa sedang mengikuti pelajaran suatu matakuliah disaat yang bersamaan mahasiswa tersebut merasa lapar, namun kenyataannya adalah bahwa mahasiswa tersebut sedang ada dalam jam matakuliah dimana aturan nya adalah tidak boleh makan dikelas hingga waktu istirahat tiba”.

Penjelasan:
Rasa lapar tersebut datang dari Id dimana insting-insting lapar mulai muncul dan untuk meredakan lapar tersebut maka mahasiswa tersebut harus makan, atau bisa dikatakan bahwa ketika kita lapar maka hendaknya kita makan (ego, prinsip realitas) , jika mahasiswa tersebut makan maka ia dapat dikatakan memuaskan hasrat laparnya (dorongan primitif) dengan menyalurkan id melalui ego (nampak egois) padahal aturannya tidak boleh makan. Sebaliknya jika mahasiswa tersebut tidak makan maka id (dorongan primitif) tersebut tertahan oleh Superego (prinsip moral) dimana ia mengikuti aturan dan norma yang berlaku.

note: tidak selalu semua orang mengikuti superego nya , terdapat penyaluran lain yang dilakukan untuk memuaskan dorongan primitif id , yaitu melalui defence mechanism

3. Insting dan Kecemasan
            Freud membagi 2 macam insting dalam diri manusia, pertama Insting untuk hidup mencakup lapar, haus dan seks, insting ini juga dapat disebut sebagai Libido. Kedua adalah Insting untuk mati yang bersifat destruktif seperti menyakiti diri sendiri atau bunuh diri. Kecemasan terbagi menjadi 3 macam, pertama Kecemasan objektif  yaitu kecemasan yang timbul dari bahaya yang nyata. kedua Kecemasan neurotik yaitu kecemasan atau meraa takut atas hukuman atas keinginan yang impulsif. ketiga Kecemasan moral yaitu kecemasan yang timbul terkait dengan masalah moral, seperti melanggar norma-norma.  

4. Mekanisme Pertahanan
            Mekanisme Pertahanan (defence mechanism) bertujuan untuk menyalurkan dorongan-dorongan primitif yang tidak dapat dibenarkan oleh superego dan ego. Mekanisme pertahanan ini berfungsi untuk melindungi superego dan ego dari ancaman dorongan primitif yang mendesak terus menerus karena tidak diizinkan muncul oleh superego. Terdapat 9 mekanisme pertahanan, antara lain: represi, reaction formation, projection, displacement, rationalisation, supression, sublimation, kompensasi dan regresi.

5. Perkembangan Psikoseksual
            Freud mengatakan baha setiap orang mempunyai seksualitas anak-anak (infantile sexuality) yaitu dorongan seksual yang terdapat pada bayi. Dorongan ini akan berkembang terus menjadi dorongan seksualitas pada orang dewasa, melalui beberapa tahap perkembangan, yaitu:

1. Oral (0-2 tahun): daerah kepuasan seksual terdapat pada area sekitar mulut.
2. Anal (2-3 tahun): daerah kepuasan seksual terdapat pada anus.
3. Phalic (3-6 tahun): daerah kepuasan terdapat pada alat kelamin (mulai mengerti jenis  kelaminnya) namun tidak bertujuan untuk mengembangkan keturunan.
4. Latent (6-12 tahun): fase ini adalah fase sembunyi dimana seseorang tidak menunjukan aktivitas seksualnya.
5. Genital (+12 tahun): fase remaja kepuasan seks terutama berpusat pada alat kelamin.

UNSUR - UNSUR TERAPI PSIKOANALISIS


1. Timbulnya  gangguan
   Terapis melakukan upaya  memunculkan penyebab-penyebab yang menjadi akar permasalahan yang dimiliki klien, untuk lebih mengenal penyebab gangguan yang dialaminya, kemudian terapis, memperkuat kondisi psikis dari diri klien, sehingga apabila klien mengalami gangguan, diri klien akan lebih siap menghadapi dan mencari solusi dengan cepat
  
2. Tujuan terapi
    Fokus dalam usaha penguatan diri klien, agar dikemudian hari bila klien mengalami masalah yang serupa, maka klein akan lebih siap menghadapi gangguan yang dialaminya.

3. Peran terapis
    Memberi bantuan kepada klien untuk mencapai kesadaran diri, keyakinan, kejujuran, dan keefektifan  dalam melakukan hubungan personal, menangani kecemasan atau depresi secara realistis, juga membangun hubungan kerja dengan klien dengan banyak mendengar & menafsirkan, terapis memberikan perhatian khusus jika klien memberikan penolakan, serta mendengarkan dengan sabar tentang kesenjangan dan pertentangan pada cerita klien.
  Teknik terapi Psikoanalisis
Teknik psikoterapi yang paling awal dalam sejarah adalah psikoanalisis, yang didasarkan pada teori psikoanalisis dari Sigmund Freud (1856-1939) seorang dokter ahli jiwa dan saraf dari Universitas Vienna, Austria. Teknik tersebut banyak dipakai dalam ilmu kedokteran yang kemudian dikembangkan dalam Psikologi Klinis dan masih sangat populer sampai hari ini, khusus nya di Eropa. (Aldrin, 2014)

Terapi Psikoanalisis adalah terapi kausal yang berusaha menghilangkan penyebab-penyebab neurosis. Tujuannya adalah memecahkan konflik-konflik neurotik pasien, termasuk neurosis infantil yang merupakan inti dari neurosis orang dewasa. Dengan memecahkan konflik-konflik neurotik berarti mempersatukan kembali dengan ego sadar bagian-bagian dari id, superego, dan ego tak sadar yang telah dikeluarkan dari proses pematangan bagian-bagian lain yang sehat dalam seluruh kepribadian, (Semiun, 2006).


TEKNIK TERAPI PSIKOANALISISA  (Naisaban, 2004) :

1. Asosiasi Bebas

Dalam teknik ini klien diminta untuk duduk santai kemudian tidur dan selanjutnya menceritakan semua pengalaman yang terlintas dalam benaknya baik yang teratur maupun tidak, sepele atau penting, logis atau tidak logis, relevan atau tidak, semuanya harus diungkapkan. Asosiasi-asosiasi yang diucapkan itu kemudian ditafsirkan sebagai pengungkapan tersamar pengalaman-pengalaman yang direpres.


2. Analisis Mimpi

Freud memandang mimpi sebagai jalan utama menuju  ke alam tak sadar karena isi mimpi ditentukan oleh keinginan-keinginan yang direpres. Keinginan-keinginan itu muncul lagi dalam bentuk simbol sebagai jalan menuju pemuasan.

3. Analisis Transferensi

Teknik ini dapat dilakukan apabila dalam pertemuan terapi terungkap apa adanya displacement dalam diri pasien. Hal itu terjadi jika pasien mengalihkan perasaan cinta atau bencinya kepada terapeuti yang menanganinya. Transferensi tersebut menunujukkan kebutuhan pasien untuk mengekspresikan kebutuhannya. Semua ini berlangsung secara tak sadar, terapeuti  sering menjadi sasaran atau pengganti. Disini terapeuti berusaha untuk menjelaskan perasaan-perasaan yang sedang dialami atau yang diekspresikannya pada terapeuti, sehingga pasien memiliki suatu pemahaman yang lengkap mengenai kesulitan yang sedang dialami.
 

SUMBER :
1. pkt.umm.ac.id/page/id-file_home_973006-5.pdf diakses pada 24 Maret 2016
2.https://books.google.co.id/books?id=-vjvjGDxJi4C&pg=PA159&lpg=PA159&dq=tujuan+psikoterapi&source=bl&ots=nyfrMeZ15i&sig=jnKB-v0mvknSWdHZ4oT6Y29wjHk&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=tujuan%20psikoterapi&f=false (Singgih D, Gunarsa. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia) diakses pada 24 Maret 2016
3. psi442.weblog.esaunggul.ac.id/wp.../sites/.../Psikoterapi-Pertemuan-2.ppt diakses pada 24 Maret 2016

4. Mappiare, Andi. 2008. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta:  PT RajaGrafindo Persada 
5. Sholeh, Moh. 2008. Bertobat Sambil Berobat. Jakarta: PT Mizan Publika
6. Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
7. Basuki, H. (2008). Psikologi umum. Jakarta: Universitas Gunadarma
8. http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id/ diakses pada tanggal 24 Maret 2016


0

PENULISAN 1

Posted by Unknown on Kamis, Maret 24, 2016
CONTOH KASUS YANG BISA DITERAPKAN DENGAN TERAPI PSIKOANALISA

Jawaban Babe Soal Seks Menyimpangnya
Babe selalu memilih anak yang bersih dan ganteng sebagai sasaran kebiadabannya.
 
Jum'at, 15 Januari 2010, 13:37 WIB
VIVAnews - Baekuni alias Babe kini meringkuk di tahanan Mabes Polri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Babe diduga pelaku pembunuhan terhadap tujuh bocah laki-laki di bawah usia 12 tahun. Empat di antaranya dibunuh dengan dimitulasi.
Setelah membunuh korbannya yang kebanyakan anak jalanan, Babe kemudian menyodomi bocah-bocah malang tersebut.
Apa jawaban Babe saat ditanya kenapa ia senang menyodomi korbannya? "Ya begitulah, karena rasanya puas," ujar Babe sambil tersenyum saat digiring dari ruang tahanan narkoba ke ruang penyidik Reskrimum di Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat 15 Januari 2009.
Babe secara gamblang mengakui senang dengan anak-anak kecil. "Karena (mereka) anak kesayangan saya," kata pria berusia 50 tahun ini.
Dari pemeriksaan psikologis terhadap Babe, yang dilakukan ahli psikologi Universitas Indonesia, Sarlito Wirawan Sarwono, Kamis 14 Januari 2010 kemarin, dalam melumpuhkan korbannya Babe selalu memiliki pola yang tidak pernah berubah-ubah. Dia akan memilih korbannya dari luar anak-anak jalan yang dia pelihara.
Dari pemeriksaan itu terkuak tujuh pembunuhan yang dilakukan Babe dengan pola yang sama. Kecuali Ardiansyah, korban terakhirnya yang merupakan anak yang dipeliharanya sendiri.
Seluruh anak jalanan yang dekat dengan Babe hampir tidak pernah disentuh sejak 2007. Meskipun Sarlito mengatakan bahwa Babe termasuk pedofilia atau menyukai anak-anak.
Selain memiliki pola memilih dari luar kelompoknya, Babe juga melakukan pola yang sama saat melakukan tindakan memutilasi tersebut. "Kompulsinya dia ikuti pola teratur, dia awalnya ajak korban ke kamar mandi untuk mandi, ketika mau hubungan seks lalu ditolak, setelah di tolak lalu dia ikat pakai tali rafia, kemudian dilakukan hubungan seks dengan cara di sodomi, dia selalu gunakan kardus membuang mayat setelah di mutilasi lalu dibuang ketempat ramai supaya ditemukan orang dan dikubur," jelas Sarlito.
Sedangkan pengacara korban, Haposan Hutagalung mengatakan jika memang korban Babe bukan dari anak asuhnya. Biasanya babe sudah melihat jika ada anak jalanan yang menjadi tergetnya, dia akan merawatnya dan korban akan dapat perlakukan istimewa. Babe selalu memilih anak-anak jalanan yang bersih, berparas ganteng dan biasanya korban babe adalah teman-teman dari anak asuhnya.
Inilah daftar tujuh korban Babe:



1. Arif Kecil (6), TKP Terminal Pulo Gadung, potong empat tanpa kepala, Kamis 15 Mei 2008.



2. Adi (12) TKP Pasar Klender, Cakung, 9 Juli 2007, dipotong dua bagian.



3. Ardiansyah (10) TKP Jalan Raya Bekasi KM 27, Ujung Menteng, Cakung, Jumat 8 Januari 2010



4. Rio, TKP Depan Bekasi Trade Center, Jalan Joyomartono, Bekasi Timur, Senin 14 Januari 2008. Dipotong empat tanpa kepala.



5. Riki, TKP Kelapa Gading, luka jerat di leher, anus disumpal koran. (Tidak dimutilasi)



6. Arif Besar di Kuningan, Jawa Barat, tidak dimutilasi, dijerat lalu dikubur. (Tidak dimutilasi)



7. Yusuf, TKP belum diketahui.

• VIVAnews 

Dari kasus diatas dapat ditangani dengan terapi psikoanalisa yaitu  dengan menggali alam bawah sadar subjek untuk mencaritau penyebab subjek menjadi seorang pedofilia. Terapis memfokuskan dengan menggali masa lalu subjek yang menyebabkan perilaku masa kini dengan tidak menghilangkan suasana dan  perilaku masa kini tersebut.

Copyright © 2009 Welcome To Ulayya's Blog All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.