0
ORGANIZING & ACUTATING
Posted by Unknown
on
Jumat, Oktober 30, 2015
PENGERTIAN STRUKTUR ORGANISASI
Struktur
Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi
yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan
jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi
yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa.
Pengorganisasian sebagai fungsi dari manajemen meliputi :
Organisasi formal
Sistem
kerjasama yang dilakukan 2 orang atau lebih yang dikoordinir untuk mencapai
suatu tujuan yang ditetapkan secara rasional
Contoh
: sekolah, negara, dsb.
Organisasi informal
Kerjasama
yang dilakukan 2 orang atau lebih yang tidak dikoordinir untuk mencapai tujuan
yang disadari tapi akhirnya mempunyai tujuan bersama , dimana kedudukan dan
fungsi – fungsi yang dilakukan tampak kabur.
Contoh
: perkumpulan ibu – ibu arisan, wisata bersama teman – teman.
Manfaat struktur fungsional dan struktur divisional :
Fungsional
Orang-orang
dikelompokkan ke dalam departemen departemen menurut kesamaan
keterampilan
dan aktivitas-aktivitas kerja.
Manfaat
struktur fungsional :
- Penggunaan
sumberdaya yang efisien, skala ekonomis
- Spesialisasi
keterampilan yang mendalam dan pengembangan
- Kemajuan
karier dalam departemen fungsional
- Panduan
dan pengendalian dari manajemen Puncak
Divisional
:
Departemen
dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada
kesamaan
produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan
merupakan
dasar departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan.
Manfaat struktur
divisional :
-
Semua kegiatan, keterampilan, keahlian
untuk memproduksi dan memasarkan dikelompokkan menjadi satu dibawah seorang
kepala
-
Semua kegiatan mudah untuk dikoordinasi
dan prestasi kerja terpelihara
-
Kualitas dan kecepatan pembuatan
keputusan meningkat
-
Menempatkan pengembangan dan
implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang khas
Kerugian
struktur fungsional dan struktur divisional
Kerugian
struktur fungsional :
-
Mencipatakan konflik antar fungsi
-
Adanya kemacetan pelaksanaan tugas
-
Umpan balik yang lambat
-
Memusatkan pada kepentingan tugasnya
-
Para anggota berpadangan lebih sempit
serta kurang inovatif
Kerugian struktur
divisional :
-
Berkembangnya persaingan disfungsional
potensial atas sumber daya perusahaan dan konflik antara tugas dan prioritas
-
Seberapa besar delegasi wewenang
diberikan
-
Masalah kebijaksanaan dalam alokasi
sumber daya dan distribusi biaya overhead perusahaan
-
Menimbulkan konsistensi dan kebijaksanaan
antar divisi
-
Masalah duplikasi sumber daya dan
peralatan yang tidak perlu
1. Contoh
kasus organisasi
Pembabatan hutan adat di Kalimantan Tengah terus
berlangsung seperti terjadi di kawasan hutan Tamanggung Dahiang di Desa Tumbang
Dahui, Kecamatan Katingan Hulu, Kabupaten Katingan pada bulan awal Nopember
2002. Kejadian ini sebenarnya telah diketahui oleh seorang tokoh desa bernama
Salin R. Ahad yang kemudian permasalahan ini dilaporkan ke Polda, Kejaksaan
Tinggi, dan DPRD Propinsi Kalteng yang dianggap menginjak-injak harga diri
masyarakat adat dan hukum-hukum adat setempat. Kemudian tokoh desa itu juga
mengungkapkan keterlibatan oknum-oknum BPD (Badan Perwakilan Desa) yang ikut
membekingi dan melakukan pembabatan hutan adat tersebut.
Kejadian yang hampir sama terjadi pada pertengahan
bulan Juni 2002. 189 warga desa di wilayah Kecamatan Gunung Purei, Kabupaten
Barito Utara menuntut HPH PT. Indexim dan PT. Sindo Lumber telah melakukan
pembabatan hutan di kawasan Gunung Lumut. Kawasan hutan lindung Gunung Lumut di
desa Muara Mea itu oleh masyarakat setempat dijadikan kawasan ritual sekaligus
sebagai hutan adat bagi masyarakat dayak setempat yang mayoritas pemeluk
Kaharingan. Sebelum kejadian ini telah diadakan pertemuan antara masyarakat adat
dan HPH-HPH tersebut.
Namun setelah sekian lama ternyata isi kesepakatan
tersebut telah diubah oleh HPH-HPH itu dan ini terbukti bahwa
perwakilan-perwakilan masyarakat adat dengan tegas menolak dan tidak mengakui
isi dari kesepakatan itu.
Selain itu, konflik yang terjadi antara mayarakat desa
Tumbang Dahui denga perusahaan PT.Indexin dan PT.Sindo Lumber disebabkan dengan
hal-hal seperti berikut:
- Masalah tata batas yang tidak jelas dari 2 belah pihak
- Pelanggaran adat yang disebabkan perusahaan tersebut
- Ketidakadilan aparat hukum dalam menyelsaikan persoalan
- Hancurnya penyokong antara masyarakat adat dan masyarakat hutan akibat rusak dan sempitnya hutan
- Tidak ada kontribusi positif pengelola hutan dengan masyarakat adat dan masyarakat di sekitar hutan.
- Perusahaan tidak melibatkan masyarakat adat dan masyarakat disekitar hutan dalam pengusahaan hutan.
Seharusnya,aparat keamanan yang bertugas melindungi
masyarakat bisa menindak lanjuti kedua perusahaan tersebut, dan juga owner dari
pihak perusahaan PT.Indexin dan PT.Sindo Lumber mengutus para bawahannya untuk
membahas kasus pelanggaran ini. Karena kedua perusahaan tersebt telah membabat
habis hutan di kawasan gunung lumut tersebut, apalagi hutan tersebut merupakan
hutan lindung. Selain itu aparat kemanan juga dapat menangkap oknum BPD
tersebut, karena oknum tersebut terlibat langsung dalam kerjasama dengan kedua
perusahaan tersebut. Oknum ini harusnya menghalangi tindakan kedua perusahaan
tersebut dalam pembabatan hutan.
Agar menghindari konflik dengan masyarakat sekitar, secara divisional kepala pimpinan dan seluruh karyawan divisi geografis dari region perusahaan tersebut bersikap baik dalam lingkungan sekitar.Seperti tidak melakukan pembabatan hutan lindung. Lalu jika melakukan penebangan pohon di hutan, harus melakukan reboisasi(penanaman ulang pohon). Hormat kepada masyarakat sekitar dan adat dan berlaku, karena masyarakat Kalimantan terkenal dengan adatnya yang harus di jaga secara turun menurun. Jika hal itu dilakukan oleh perusahaan, mungkin tidak ada yang namanya konflik eksetrnal.
Pengertian Actuating
Dari seluruh rangkaian proses
manajemen, pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi manajemen yang paling
utama. Dalam fungsi perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan
dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan fungsi actuating justru
lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang
dalam organisasi.
Dalam hal ini, George R. Terry
(1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan
anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan
berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota
perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai
sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan
(actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan
menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar
setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran,
tugas dan tanggung jawabnya.
Prinsip Actuating dalam Manajemen
Dalam manajemen, pengarahan ini
bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia, juga menyangkut
berbagai tingkah laku dari manusia-manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai
tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang
berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus
berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a. Prinsip mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak
pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan
semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan
tidak dapat berdiri sendiri,artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu
mendapatkan dukungan/bantuan dari factor-faktor lain seperti :perencanaan,
struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan
kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b. Prinsip keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi
kebutuhannya yang mungkn tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka
mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat
dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan.
Semua ini dipengaruhi oleh motivasi
masing-masing individu. Motivasi yang
baik akan mendorong orang-orang untuk memenuhi kebutuhannya dengan cara
yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi apabila mereka dapat bekerja dengan
baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan kemampuannya untuk mencapai
tujuan organisasi.
c. Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat
penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab para bawahan. Bilamana
para bawahan hanya memiliki satu jalur didalam melaporkan segala kegiatannya.
Dan hanya ditujukan kepada satu pimpinan saja, maka pertentangan didalam
pemberian instruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka
untuk memperoleh hasil maksimal.
Fungsi actuating dalam manajemen
a. melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing), komunikasi (communication). Pengarahan dan bimbingan adalah kegiatan menciptakan, memelihara, menjaga, mempertahankan dan memajukan organisasi dalam setiap personil, baik struktural maupun fungsional, agar langkah operasionalnya tidak keluar dari usaha mencapai tujuan organisasi.
b. actuating tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Referensi
pengertian organisasi
organisasi formal informal struktur fungsional & divisional
fungsional dan divisional
actuating
organisasi formal informal struktur fungsional & divisional
fungsional dan divisional
actuating
Handoko,
T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogjakarta: BPFE .
Mangkunegara,
Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika Aditama.
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta : Ar - Ruzz Media.